7/24/11
PENDEKATAN SOSIO-EMOSIONAL
Pendekatan sosio-emosional dalam pengelolaan kelas berakar pada psikologi penyuluhan dan klinis sehingga menekankan pentingnya hubungan interpersonal. Tugas pengelolaan yang amat pokok dari guru adalah membangun hubungan interpersonal dan mengembangkan iklim sosio-emosional yang positif, pokok pikiran Carl Rogers mengatakan bahwa faktor yang amat berpengaruh terhadap peristiwa belajar adalah mutu sikap yang ada dalam hubungan interpersonal antara guru dan siswa.
Pendekatan Sosio-Emosional memandang bahwa pengelolaan kelas yang efektif akan tercipta apabila terjadi hubungan yang baik di dalam kelas. Hubungan tersebut meliputi hubungan antara guru dan murid serta hubungan antar murid. Dalam hal ini guru merupakan kunci pengembangan hubungan tersebut. Oleh karena itu seharusnya guru mengembangkan iklim kelas yang baik melalui pemeliharaan hubungan antar pribadi di kelas. Untuk terciptanya hubungan guru dengan murid yang positif, sikap mengerti dan sikap ngayomi atau sikap melindungi diperlukan di kelas.
Dalam hal ini, Carl A. Rogers mengemukakan pentingnya sikap tulus dari guru (realness, genuiness, congruence); menerima dan menghargai peserta didik sebagai manusia (acceptance, prizing, caring, trust) dan mengerti dari sudut pandangan peserta didik sendiri (emphatic understanding).
Sedangkan Haim C. Ginnot mengemukakan bahwa dalam memecahkan masalah, guru berusaha untuk membicarakan situasi, bukan pribadi pelaku pelanggaran dan mendeskripsikan apa yang ia lihat dan rasakan, serta mendeskripsikan apa yang perlu dilakukan sebagai alternative penyelesaian.
Sementara itu, Rudolf Draikurs mengemukakan pentingnya Democratic lassroom Process, dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk dapat memikul tanggungjawab, memperlakukan peserta didik sebagai manusia yang dapat secara bijak mengambil keputusan dengan segala konsekuensinya, dan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menghayati tata aturan masyarakat.
Pengajar yang akan menerapkan pendekatan hubungan interpersonal (antar pribadi) perlu menyadari kenyataan bahwa “Cinta” dan “rasa harga diri” merupakan dua kebutuhan dasar yang ingin dimiliki oleh pembelajar jika pembelajar itu ingin mengembangkan perasaan harga diri sukses. Suatu pengaiam sukses perlu muncul pada diri pembelajar dan pembelajar perlu belajar meraih sukses melalui pengalaman sendiri. Tugas belajar dalam pengelolaan kelas adalah membuka kemungkinan sebesar-besarnya bagi pembelajar bertindak dan menghayati sendiri. Bagi pembelajar merupakan kesempatan untuk memandang dirinya sebagai individu yang berharga. Oleh karena itu setiap pembelajar perlu dilayani dengan penuh penghargaan sehingga pengajar mengupayakan sejauh mungkin kemungkinan yang menimbulkan kegagalan yang efeknya bisa membunuh motivasi, kecemasan, tanpa harapan, dan menyingkirkan perangsang timbulnya tingkah laku menyimpang.
Kelas yang diliputi oleh hubungan inter personal yang baik merupakan kondisi yang beriklim sosio emosional yang baik. Kelas yang berkondisi dan bersituasi demikian menjadikan pembelajar merasa mau dan tentram tanpa suatu ancaman atau dikejar-kejar oleh kekuasaan, pendekatan tertentu. Penekanan sistem sosio emosional berakar dari pandangan yang mengutamakan hubungan saling menerima, sikap empati sebagai sesama manusia. Melalui pendekatan ini pembelajar benar-benar percaya bahwa pengajar penuh dedikasi dalam membina belajarnya. Apabila pembelajar berperilaku menyimpang maka pengajar dapat memisahkan kesalahan dari orang yang berbuat salah, dan menolak perbuatan yang menyimpang.
Fungsi pengajar ialah mengembangkan hubungan baik dengan setiap pembelajar. Bila pengajar ingin secara maksimal membantu pembelajar belajar perlu melaksanakan sikap kesadaran diri sendiri, keterbukaan, sikap menerima, menghargai mau mengerti dan menaruh rasa empati.
Menurut Glosser, penciptaan iklim sosio emosional terjadi bila terdapat keterlibatan pengajar dalam suasana belajar itu untuk mengembangkan tanggung jawab sosial dan merasa dirinya “berarti” bagi orang lain. Bagi mereka yang melakukan perilaku meyimpang hendaknya dibantu untuk memperbaiki diri. Salah satu saran dari Glosser untuk mengatasi masalah kelas/kelompok hendaknya melalui pertemuan kelas untuk memecahkan masalah sosial.
Pandangan Dreikurs terhadap iklim sosio emosional adalah :pentingnya suasana kelas yang demokratis, pengajar dan pembelajar bersama sama mewujudkan tanggung jawab terhadap kelas demi kelancaran belajar mengajar ,dan pemikiran dan kewaspadaan terhadap pengaruh akibat-akibat tertentu baik akibat alamiah dan akibat logis.
Dengan pendekatan iklim sosio emosional ini pembelajar dipandang sebagai “keseluruhan pribadi yang sedang berkembang”, bukan semata-mata sebagai seorang yang mempelajari pelajaran tertentu saja.
Anggapan dasar dari pengelolaan kelas ini bahwa :
a. Kegiatan pembelajar di sekolah berlangsung dalam suatu kelompok tertentu.
b. Kelas adalah suatu sistem sosial yang memiliki ciri-ciri sebagaimana dimiliki oleh
sistem sosial lainnya.
KELEBIHAN PENDEKATAN SOSIO EMOSIONAL
1. Siswa merasa nyaman di kelas kerena terjalin hubungan yang baik dengan guru.
2. Penyelesaian suatu masalah dipecahkan bersama melalui pertemuan kelas.
3. Pelajaran diyakini akan lebih mudah diterima karena siswa merasa nyaman, tentram dan aman dengan situasi yang ada.
4. Terbinanya sikap demokratis.
5. Selalu ada penghargaan , jadi setiap kegagalan tidak akan memebunuh motivasi siswa.
6. Siswa belajar untuk saling menghargai teman ataupun guru.
KEKURANGAN PENDEKATAN SOSIO EMOSIONAL
1. Apabila hubungan siswa terlalu dekat dengan guru atau guruu terlalu baik akan menimbulkan sikap siswa yang terlalu bebas.
2. Sulit untuk memeahami karakter emosi setiap siswa di kelas, maka diperlukan ketrampilan guru yang lebih untuk membuat iklim sosio emosional yang kondusif.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
IVA.... Follow blogku yg ini ya http://art-rasyid.blogspot.com/
ReplyDeletemkasih.
la'ala yantafa'u fiihi ilaina,,,
ReplyDeletesyukron ..